Halaman

Kebaikan Hati Berbalas Berjuta Kasih Sayang

Janganlah anda pernah sungkan untuk berbuat kebaikan, Karena suatu kebaikan yang sepele terkadang dapat membawa kebahagiaan. Hal ini dapat kita simak dalam kisah Dr. Howard Kelly.

Suatu hari, Seorang anak lelaki yang masih kecil dan miskin yang hidup dari mencari barang rongsokan dari rumah ke rumah, menemukan bahwa dikantongnya hanya tersisa sekeping uang, dan ia sangat lapar. Anak lelaki tersebut memutuskan untuk meminta makanan dari rumah berikutnya. Akan tetapi anak itu kehilangan keberanian saat seorang wanita muda membuka pintu rumah. Anak itu tidak jadi meminta makanan, Ia hanya berani meminta segelas air putih. Wanita muda tersebut melihat, dan berpikir bahwa anak lelaki tersebut pastilah lapar, oleh karena itu Ia membawakan segelas besar susu. Anak lelaki itu meminumnya dengan lambat, dan kemudian bertanya :

"Berapa saya harus membayar untuk segelas besar susu ini??"

Wanita itu menjawab:

"Kamu tidak perlu membayar apa pun". "Ibu kami mengajarkan untuk tidak menerima bayaran untuk kebaikan" kata wanita itu menambahkan. Anak lelaki itu kemudian menghabiskan susunya dan berkata dalam hati: "Aku berterima kasih pada anda. Kebaikan anda tak akan pernah aku lupakan".

Belasan tahun kemudian telah berlalu, Wanita muda tersebut mengalami sakit yang sangat kritis. Para dokter dikota itu sudah tidak ada yang sanggup menanganinya. Mereka akhirnya mengirimnya ke kota besar, dimana terdapat dokter spesialis yang mampu menangani penyakit langka tersebut.

Dr. Howard Kelly dipanggil untuk melakukan pemeriksaan. Pada saat Ia mendengar nama kota asal si wanita tersebut, terbersit seberkas pancaran aneh pada mata dokter Kelly. Segera ia bangkit dan bergegas turun melalui hall rumah sakit, menuju kamar si wanita tersebut.

Dengan berpakaian jubah kedokteran ia menemui si wanita itu. Ia langsung mengenali wanita itu pada sekali pandang. Ia kemudian kembali ke ruang konsultasi dan memutuskan untuk melakukan upaya terbaik untuk menyelamatkan nyawa wanita itu. Mulai hari itu, Ia selalu memberikan perhatian khusus pada kasus wanita itu. Setelah melalui perjuangan yang panjang, akhirnya diperoleh kemenangan. Wanita itu sembuh! Dr. Kelly meminta bagian keuangan rumah sakit untuk mengirimkan seluruh tagihan biaya pengobatan wanita tersebut kepadanya untuk persetujuan. Dr. Kelly melihatnya, dan menuliskan sesuatu pada pojok atas lembar tagihan, dan kemudian mengirimkannya ke kamar pasien. Wanita itu takut untuk membuka tagihan tersebut, Ia sangat yakin bahwa ia tak akan mampu membayar tagihan tersebut walaupun harus diangsur seumur hidupnya.

Akhirnya Ia memberanikan diri untuk membaca tagihan tersebut, dan ada sesuatu yang menarik perhatiannya pada pojok atas lembar tagihan tersebut. Ia membaca tulisan yang berbunyi :

"Telah dibayar lunas dengan segelas besar susu.."
(Tertanda), Dr. Howard Kelly.

Air mata kebahagiaan membanjiri matanya. Ia berdoa: "Tuhan, terima kasih, bahwa cintamu telah memenuhi seluruh bumi melalui hati dan tangan manusia"

Ini adalah segelintir Kisah Kehidupan yang sepantasnya menjadi pembelajaran dalam hidup ini. Dimana, kebaikan sekecil apapun, jika kita ikhlas, itu tidak lah sia-sia. di mata Tuhan itu sangatlah besar.

Semoga Kisah yang termuat dalam artikel ini bisa menjadi pembelajaran dan Inspirasi untuk kehidupan kita dalam menuju perbaikan.


Best Regards
From : Mr.Akhmad.IMC






Tips Jika menghadapi Ujian yang Datang secara Bertubi tubi

"Kali ini saya ingin bagikan pengalaman tentang bagaimana menyikapi dan menghadapi macam-macam masalah yang datangnya bertubi-tubi. Dan ini adalah pertanyaan yang ada dalam diri saya. "Setelah beberapa hari mencoba mempraktekkan saran saran dari guru saya untuk belajar ikhlas dan bersedekah, Alhamdulillah saya mendapatkan ketenangan batin. Tapi... Tidak berselang lama perasaan saya gelisah lagi. Saya sering bertanya, kenapa sampai hari ini keajaiban belum juga datang? sehingga saya mulai gelisah karena harus menyelesaikan pembayaran hutang yang banyak dan sudah jatuh tempo, saya pun kehilangan ketenangan. Saya jadi panik kembali. Tapi saya coba yakinkan diri bahwa Allah SWT pasti menolong, bahwa hari ini saya pasti dapat solusi dari permasalahan saya.Tapi jawaban itu seolah tidak datang. Justru semakin bertambahnya masalah yang ada, saya merasa cobaan ini datang secara bertubi tubi dan tanpa ampun tanpa memberikan sedikitpun solusi. Apakah ini yang di sebut adzab? Akhirnya saya menelpon teman teman saya untuk meminjam uang. Dan ironisnya tak satupun yang bisa membantu. Ambil kredit di bank di tolak karena berbagai alasan. Padahal, ada sertifikat rumah sebagai jaminan. Tapi tetap saja tidak ada yang di ACC dari bank satu ke bank yang lainnya. Saya jadi putus asa. Sampai pada Akhirnya saya jadi bertanya tanya, sedekah saya yang kemarin kok ga berbalas? padahal sekarang saya sangat membutuhkannya. Astagfirullah... Kenapa saya jadi kufur begini. Saya coba ucapkan kata kata syukur untuk menetralkan perasaan, tapi hati tetap terasa tidak nyaman, yang ada panik tak karuan. Sampai sampai saya bertanya, Ya Allah di mana pertolonganmu? kenapa saat saya membutuhkan pertolongan itu engKau belum turunkan juga? Apa yang kurang? apa sedekah saya kurang banyak? atau kurang ikhlas? atau karena terlalu banyaknya dosa yang saya lakukan? dan sederet pertanyaan pesimis lainnya. Akhirnya Saya mohon saran kembali kepada guru saya, pada saat genting seperti ini apa yang bisa saya lakukan? Saya kok merasa tak ada lagi harapan"...

Saya yakin 80% pertanyaan di atas hampir mirip dengan pertanyaan anda sekarang yang sedang mengalami ujian dan masalah kehidupan.

PEMBAHASAN DAN JAWABAN :

Inilah nasihat yang saya dapat dari guru di balik pertanyaan di atas."Bila Anda ada dalam kondisi yang sama dengan pertanyaan di atas, lalu saya bilang pada Anda bahwa saat ini, detik ini juga, ada orang yang berada dalam kondisi lebih darurat daripada Anda saat ini, jauh jauh lebih darurat, bahkan mengancam nyawa, apakah ini bisa membuat Anda merasa sedikit lebih baik? Apakah akan membuat Anda merasa sedikit lebih tenang bila tahu bahwa detik ini ada orang yang sedang meregang nyawa dan meraung memohon pertolongan kepada-NYA namun tetap saja dia kehilangan nyawa? Mungkin tidak ya??... Tapi mudah-mudahan ini membantu Anda menempatkan masalah Anda dalam perspektif yang positif, karena ini adalah fakta,Ini fakta bahwa di dunia ini kita tidak bisa menentukan seperti apa hidup kita jadinya. Kita hanya bisa menerima, menjalani dan mencoba berkompromi dengan penciptaan yang dilakukan Allah SWT, dengan cara menyuarakan apa yang kita minta. Tetapi, hasil akhirnya semata-mata adalah kehendak-NYA.

Untuk menginspirasi, sedikit saya cerita tentang sebuah kisah nyata yang menimpa seorang sahabat saya. Sekarang ini dia adalah termasuk orang yang cacat. Dimana kedua kakinya terpaksa di amputasi karena suatu kecelakaan. sedangkan sebelumnya, dia dalam kondisi normal.. Tapi dalam kondisi normal tersebut bermacam macam Masalah selalu datang atau mirip-mirip beruntun menerpa. Tetapi dia bertahan. Sepahit apapun masalah yang ia hadapi ia bertekad untuk bertahan. Tiada henti dia meminta pada Tuhan agar diberi jalan keluar untuk menyelesaikan masalahnya. Bertahun-tahun rupanya Tuhan telah mencoba memberi dia isyarat bahwa ia harus mengambil hikmah dari masalah yang di hadapinya..Sekarang saya ingin tanya!!, siapa yang mau hidup dengan kondisi cacat seperti itu?! tidak ada kan? Apalagi norma-norma dan harapan dalam diri kita seringkali mendiktekan apa yang seharusnya kita lakukan. Jadi terkadang ada kesalahan pola pikir. Dimana kita hidup memakai standard orang lain yang akibatnya kita melupakan keistimewaan dan kelebihan yang di berikan Allah SWT kepada kita. Ini mungkin isyarat dan hikmah agar kita bisa menjadi diri kita sendiri, kita tidak bisa hidup memakai standard orang lain, yang merupakan langkah mundur dan mengurangi rasa syukur kita terhadap Allah SWT. Padahal sebenarnya kalau kita percaya sepenuhnya pada Allah SWT, Allah SWT tahu yang lebih baik untuk kita. Ya,,, Allah SWT tahu pasti apa yang terbaik, karena itulah, kita tidak bisa memaksakan suatu bentuk jalan keluar dari semua permasalahan kita. Allah SWT sudah memberi isyarat bahwa kita harus tetap berusaha menjadi lebih baik, jadi walau dia minta atau berdoa
sampai copot tangan dan mulutnya agar dipertahankan dalam kondisi normal. ya tidak bisa. Karena itu bukan solusi terbaik. Walaupun menurut kita itu adalah yang terbaik. Sekali lagi, Allah SWT tahu yang terbaik. Sedangkan Kita tidak.Tapi wajar kita sebagai hambanya ngotot, karena ketidak tahuan ini.

Sahabat yang saya ceritakan tadi pun, sampai detik terakhir dari kecelakaan itu, ia masih belum ikhlas dengan jalan keluar yang diberikan Allah SWT. Tidak, dia tidak menginginkan solusi ini. Dia ingin anggota tubuhnya tetap utuh.Dia tidak tahu bahwa ternyata satu bulan setelah dia menjalani hidup cacat, dia mulai merasakan ketentraman hidup yang luar biasa, yang dahulu jarang bisa dia nikmati. Sebuah beban, masalah dan krisis yang dahulu sering datang menerpa diangkat Tuhan dengan dipisahkannya dia dari salah satu anggota tubuhnya. Dan sekarang setelah setahun dari cacatnya tersebut, ada begitu banyak hal baik yang terjadi padanya, yang mana hal tersebut tidak mungkin terjadi bila dia tidak mengalami pahitnya hidup dan harus terus berkutat dengan masalah yang itu-itu juga.

Poin saya dalam pembelajaran ini adalah, kita tidak tahu seminggu, sebulan, setahun, bahkan sedetik dari sekarang apa yang akan terjadi pada kita.Kita tidak tahu misteri masa depan itu. Jadi kita hanya bisa meminta, lalu menerima apapun yang diberikan Tuhan pada kita, dengan penuh keyakinan bahwa itu adalah solusi terbaik. Dalam kasus hutang seperti yang saya alami di atas, ada hikmah yang saya dapat, sepertinya jelas kalau punya hutang maka solusinya adalah dengan membayarnya. Tapi Saya bilang sepertinya, karena itu cuma salah satu solusi kecil dari sekian banyak alternatif yang mungkin bisa kita lakukan. Dan Allah SWT tahu yang terbaik. Mungkin saja Allah SWT tidak menghendaki saya bisa membayar hutangnya tepat waktu. karena mungkin Allah SWT sedang ingin mengajarkan saya sesuatu? Mungkin ada pelajaran berharga dari fakta tersebut dalam menghadapi saat genting seperti ini? Mungkin di masa depan, saya akan diberi rejeki luar biasa dan berubah menjadi pihak yang bisa memberi hutang. Sehingga saya perlu tahu perasaan mereka yang berhutang dan tidak sanggup membayarnya tepat waktu? Mungkin kan? Atau mungkin saya sedang dipaksa belajar bagaimana bernegosiasi dengan pihak penghutang? Dan atau atau yang lain. Ada begitu banyak kemungkinan lain yang tidak terbatas jumlahnya dari peristiwa ini.Yang jelas, solusi yang diberikan Allah SWT mungkin tidak sama dengan yang kita harapkan. Tapi bukan berarti itu bukan solusi. Kita hanya harus mampu membaca petunjuk-Nya.

Semoga pengalaman saya ini bisa menjadi inspirasi buat anda yang mengalami kesulitan hidup. Tapi, bukan berarti saya mengajarkan anda untuk bermalas malasan dan tidak membayar hutang itu. Anda harus tetap berusaha dengan ikhlas dan hasil akhirnya kita serahkan kepada Tuhan. Dengan demikian pikiran kita bisa selalu jernih dan mampu menerpa segala ujian yang di berikan-Nya.

Sekali lagi dari artikel yang saya berikan ini. Bukan berarti saya ingin menggurui. Tapi hanya untuk sekedar share dan berbagi.


Best Regards
From : Mr.Akhmad.IMC

Kekuatan Mimpi = Kenyataan Hidup

"Masa depan adalah milik siapa saja yang percaya pada keindahan mimpi mereka"
Dear Saudaraku semua, Artikel ini sebagian bukan lah Hasil dari karya saya. Tapi karya sahabat saya, dimana berhubung artikelnya sangat menarik, maka dari itu saya post disini dengan harapan bisa bermanfaat untuk pembaca semua. Perlu di ketahui Mimpi bukanlah milik orang-orang besar saja atau orang-orang yang Anda anggap sudah ditakdirkan sukses. Mimpi bisa diraih siapa saja. Dimulai dari terwujudnya sebuah mimpi kecil. Anda pun menjadi percaya, mimpi besar pun dapat Anda raih. Semuanya dimulai dari keberanian bermimpi dan mempercayai mimpi.

Seperti seorang teman saya, Ia sebenarnya karyawan biasa yang sudah lama memimpikan pergi ke Italy, karena ia adalah fans tim sepak bola Italy dan makanan Italy. Jika dihitung secara matematis, gajinya tidak mencukupi untuk membayar tiket pesawat dan akomodasi. Tabungannya juga tidak akan cukup sebagai jaminan untuk keluarnya visa dari kedutaan Italy.

Tapi inilah kekuatan mimpi. Siapa sangka, seorang kenalannya tahun lalu mengajak ia menjadi seorang pembimbing summer camp anak-anak Indonesia di musim liburan ini. Negaranya boleh ia pilih sendiri. Dan tentu saja, Negara pilihan pertamanya adalah Italy. Setelah melalui proses wawancara dan menunggu selama 1 tahun karena penuhnya posisi tersebut, ia pun diterima sebagai pembimbing. Ia pun terbang dan tinggal selama 1 bulan di Italy, tanpa perlu mengeluarkan biaya, malah mendapatkan uang saku!

Saudaraku semuanya, percayalah pada kekuatan mimpi. Kalau mimpi Anda saat ini belum terwujud, jangan menyerah! Segila apapun itu, tetaplah percaya, mimpi Anda pasti akan menjadi kenyataan, cepat atau lambat! Jangan biarkan mimpi anda hancur dan terkikis oleh realita yang sedang anda hadapi.

Terkadang jika kita menceritakan mimpi kepada orang orang yang tidak tepat, justru itu bisa menghancurkan mimpi kita sendiri. Kebaikan dan pesan dari orang orang di sekitar kita yang bilang "Janganlah bermimpi Terlalu tinggi", jika tidak kesampaian bisa sangat menyakitkan. "Disinilah keyakinan anda sedang di uji. Anda harus bisa membedakan antara impian dan khayalan. Dimana mimpi adalah sumber kekuatan yang terfokus kepada segala tujuan yang di aplikasikan gerakan tubuh sebagai bentuk usaha untuk mewujudkannya. Maka dari itu. Bermimpilah setinggi-tingginya dan berusahalah untuk mewujudkannya. Yakinlah semua itu bisa menjadi kenyataan.


Best Regards
From : Mr.Akhmad.IMC

Renungan dalam Menyikapi Kehidupan

Tidak sedikit orang yang sedang merasa sedih hari ini, yakin sekali bawa dia akan berbahagia jika dia punya banyak uang. Padahal, dia sendiri sering berkata bahwa orang kaya atau banyak uang itu belum tentu berbahagia.

Dia tidak sadar, bahwa dia merasa kekurangan karena tidak menghargai kesehatan yang dimilikinya, lalu menelantarkanny­a, dia tidak mensyukuri keluarga yang mencintainya - lalu diajaknya bertengkar tentang hal-hal yang sepele, dan dia menganggap orang lain tak membayarnya dengan cukup - lalu menuntut bayaran tinggi tanpa bersedia meningkatkan kontribusi.

Kita tidak akan pernah berbahagia jika kita mensyaratkan kelebihan yang tidak kita miliki, dan menganggap diri rendah karena tidak mensyukuri nikmat Tuhan yang sudah ada pada kehidupan kita.
Bersyukurlah, agar terasa semua nikmat yang ada, yang kemudian menjadi syarat dan modal untuk naik ke kehidupan yang lebih baik.

Janganlah seperti mereka yang mengeluhkan tidak adanya orang yang bersedia meminjaminya modal uang, padahal dulu modal itu sudah ada tapi diboroskannya untuk hal-hal yang tidak penting.

Siapakah yang akan meminjamkan banyak uang kepada orang yang tidak mampu mengurus uang yang sedikit? Siapakah yang akan mempercayakan banyak uang kepada orang yang tidak amanah menggunakan uang yang pernah dimilikinya?
Bersyukurlah, agar Tuhan menambahkan nikmat dan kekayaan hatimu, yang akan tumbuh menjadi kekayaan dunia yang akan semakin memperkaya jiwamu bagi keindahan kehidupan akhiratmu.

Segala sesuatu yang disikapi dengan kesyukuran akan menjadi kekayaan.
Sesungguhnya kekayaan itu sudah lama ada, hanya saja tidak terasa sebagai kekayaan karena hati kita yang kurang bersyukur.

Bersyukurlah, dan berbahagialah. Pasrahkan semua kepada Allah SWT. Insya Allah kita di berikan kemudahan dalam menggapai kebahagiaan.

Best Regards
From : Mr.Akhmad.IMC

Mengundang Kemudahan Hidup dengan IKHLAS

Jika Ikhlas Sudah Menjadi kebiasaan, jangan heran kalu hidup menjadi penuh kedamaian dan kasih sayang, juga kemudahan dan berbagai kejaiban.

Dengan tersenyum, seorang pria yang tinggal di sebuah kompleks perumahan di Jakarta merelakan dan mengikhlaskan perasaanya begitu mendengar kabar sebuah mobilnya telah hilang dicuri. Dampaknya, ia justru mendapatkan ganti dua buah mobil dan semuanya baru!

Dengan keikhlasan pemiliknya, sebuah rumah di Depok, Jawa Barat, yang disatroni kelompok pencuri selamat dari aksi penjarahan. Para pencuri tidak mengambil satupun barang yang ada di dalam rumah meski mereka sudah melihat bahkan memegangnya!

Seorang karyawati putus asa karena mendapatkan dua kali surat peringatan akibat target penjualan perusahaannya di Bekasi, Jawa Barat, sebesar Rp 1,5 milyar tidak pernah terkejar. Setelah ia ikhlaskan hatinya, keajaiban pun datang. Hingga setahun kemudian, ia berhasil memberi pemasukan ke perusahaan sebesar Rp. 80 milyar. Ia tak jadi dipecat dan justru dihadiahi berbagai bonus, seperti sebuah rumah, dua kali berangkat umrah, dan melanjutkan sekolah ke S2!

Ketiga kisah tersebut tidaklah mengada-ada. Semuanya merupakan kisah nyata yang dialami orang-orang yang telah menerapkan 'ilmu' ikhlas dalam kehidupannya, ilmu yang sesungguhnya sudah diajarkan secara turun temurun oleh nenek moyang kita. Tentu kita tidak asing dengan saran seorang teman atau saudara ketika kita tertimpa masalah dengan melontarkan kalimat, "Sudahlah, ikhlaskan saja …. "

Kalau mau digali, sebenarnya kalimat itu bermakna sangat dalam. "Ketika masalah mendatangi kita dan kita bersedia mengikhlaskan perasaan kita terhadap masalah tersebut, maka Tuhan akan memberikan solusi untuk kita, Dan kalau Tuhan memberikan solusi, maka solusinya bisa datang secara tidak terduga, atau dengan kata Iain, ajaib.

Inilah yang terjadi dalam ketiga contoh kasus di awal tulisan ini.
Jalan keluar atau kemudahan tersebut memang sudah dijaminkan oleh Tuhan yang Dia tuangkan di sebuah surat dalam Alquran yang kira-kira berbunyi, "Barang siapa bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya." (QS. 65:2-4)

Ikhlas sendiri, memiliki arti keterampilan menyerahkan segala urusan kehidupan kepada Tuhan berlandaskan keyakinan dan kepasrahan atas kekuatan-Nya. Seperti saat kita mau menumpang pesawat terbang. karena kita yakin bahwa sang pilot (yang tidak pernah kita lihat) akan mengantarkan kita selamat sampai ke tujuan.

Sayang, di zaman yang serba cepat dan penuh kompetisi ini, keterampilan tersebut sudah terpinggirkan. Akibatnya, selain semakin banyaknya manusia stres, krisis demi krisis terus terjadi.

Keajaiban ikhlas itu ilmiah, untuk itu kita harus bisa terampil mengakses zona ikhlas dengan sengaja.
dikutip dari : Readers Digest Indonesia.


Best Regards
From : Mr.Akhmad.IMC

Keberanian dalam mengambil Resiko

Salam sobat netter semua. Kali ini saya ingin share bagaimana kita bisa menghadapi ketakutan yang menghantui kita sehingga kita hanya jalan di tempat dan tak pernah memulai untuk merubah kehidupan kita lebih baik. Artikel ini sebagian saya ambil dari beberapa sumber dari sebagian teman-teman blogger.
"Sebenarnya semua mimpi kita dapat menjadi kenyataan, jika kita punya keberanian
untuk mewujudkannya" - Walt Disney.

Dear sobat netter semua yang pemberani, Banyak orang yang ingin sukses, tapi hanya sedikit yang berani mengambil risiko.
Larry Osborne pernah mengatakan bahwa, "Hal paling mencengangkan dari para pemimpin yang paling efektif adalah betapa sedikitnya persamaan dalam diri mereka. Tetapi ada satu sifat menonjol yang mudah dikenali yaitu kesediaan mereka menempuh risiko. "Rasa takut akan membatasi seseorang. "Hasrat untuk merasa aman menghambat setiap usaha yang besar dan mulia, kebanyakan mereka hanya menepakkan satu kaki di luar kabut tanpa berani berjalan keluar dari kabut. Sehingga yang ia ketahui hanya sebagian kecil kehidupan yang di selimuti kabut. Mereka belum tahu di balik kabut itu. Dalam kerasnya sebuah hidup. Ada berjuta kebahagiaan dan kebaikan. sedangkan keberanian memberi pengaruh sebaliknya," demikian kata Tacitus, sejarahwan Romawi.

Keberanian akan membuka pintu pada hal yang paling bermanfaat. Keberanian bukan saja memberikan permulaan yang baik, tetapi juga masa depan yang lebih baik. Ironisnya, tidak semua orang memiliki keberanian untuk mengambil risiko.

Orang yang memiliki keberanian sebenarnya juga mengalami ketakutan yang sama besarnya dalam hidup
mereka. Satu-satunya perbedaan adalah orang yang berani tidak memberi peluang untuk mengkhawatirkan hal-hal yang remeh.

Eleanor Roosevelt menegaskan, "Anda mendapatkan kekuatan, keberanian dan keyakinan dalam setiap pengalaman, ketika Anda mulai benar-benar berhenti merasa takut."

Sobat netter semua, katakanlah pada diri Anda, "Saya telah berhasil mengatasi ketakutan ini. Saya pasti mampu menghadapi ketakutan berikutnya. "Kerjakanlah hal yang Anda sangka tidak dapat Anda kerjakan dan lakukan sesuatu yang selama ini Anda takuti mulai hari ini. Tapi. Sobat netter harus bisa membedakan antara sikap berani dan sikap nekad. Sikap berani adalah sikap pemberani yang di iringi pemikiran yang pintar, penuh dengan pertimbangan yg positif. Tapi sikap nekad. Cenderung negatif. Jika itu yang anda lakukan. Siap siaplah mati konyol. Testimoni sebuah iklan terkenal di TV ada yg bilang. " Jadilah pemberani dalam menjalani kehidupan, tapi jangan bersikap bodoh dalam mengambil resiko.

Bekerjalah pintar&cerdas. Lakukan sebuah kreatifitas yg bisa bermanfaat untuk diri sendiri dan sekitarnya.
Semoga artikel ini bisa bermanfaat.



Best Regards
From : Mr.Akhmad.IMC

Bunga Jembatan Surga

Kisah fiksi ini semoga bisa menjadi inspirasi.

Seumur hidup, Adrian hanya pernah dua kali memberikan bunga kepada wanita dan ia menyesali keduanya. Bunga pertama adalah bunga mawar merah yang ia berikan kepada gadis cinta pertamanya saat SMP. Mawar itu diberikannya saat pulang sekolah dengan tangan yang gemetar karena gugup, tapi segera ditepis secara kasar oleh sang gadis. Sejak saat itu, Adrian menjadi trauma terhadap bunga mawar dan juga terhadap gadis populer yang sombong.

Pemberian bunga kedua yang ia sesali terjadi saat usianya sudah empat puluh tahun, saat ia sudah menjadi seorang dokter dan ilmuwan yang dihormati di bidangnya. Bunga itu bernama "Jembatan Surga", sebuah bunga yang sangat langka yang ia berikan kepada Hana, wanita yang sangat ia cintai.

Hana adalah istri Adrian. Ketika masih muda, ia pernah menjadi perawat di sebuah rumah sakit tempat Adrian praktek. Di rumah sakit itulah mereka saling kenal dan menemukan kecocokan satu sama lain. Hana adalah gadis sederhana, ia tidak populer dan tidak begitu banyak bicara. Namun ketulusan Hana dan pengabdiannya terhadap kemanusiaan telah berhasil memikat hati Adrian. Mereka pun menikah dan berbulan madu di Jerman sembari Adrian melanjutkan pendidikannya.

Adrian bukanlah orang yang bisa diam di dalam klinik, menunggu pasien, menerima bayaran, lalu pulang dengan mobil mewah ke rumah megah seperti dokter-dokter kenalannya. Ia senang berpetualang, ia rela hidup susah dan melewati bahaya. Oleh karena itu, setiap kali Hana mengajaknya menjadi relawan untuk menolong korban bencana dan perang di belahan dunia manapun, Adrian tidak pernah menolak untuk ikut serta. Perjalanan ke tempat-tempat berbahaya yang jauh dari kenyamanan hidup memberikan sensasi tersendiri bagi mereka. Mungkin inilah cara mereka mengobati rasa kesepian karena kekurangan Adrian yang tidak bisa memberikan keturunan. Mereka tidak mengadopsi anak, tetapi mereka menjadi orangtua asuh bagi puluhan anak-anak yang membutuhkan.

Bencana tsunami di Aceh, gempa bumi di Cina, bahkan peperangan di Gaza telah berhasil mereka lewati dengan selamat. Adrian percaya, bahwa umur panjang yang ia miliki bersama Hana harus digunakan dengan sebaik-baiknya. Namun apa yang tidak bisa dilakukan oleh bencana alam dan desingan peluru ternyata bisa dilakukan oleh lalu lintas kota.

Hana mengalami kecelakaan beruntun di jalan tol ketika ia baru pulang dari rumah adiknya. Kecelakaan itu diberitakan besar-besaran di media massa sebagai kecelakaan lalu lintas terbesar tahun ini. Lima belas orang meninggal dunia, sementara delapan lainnya luka berat.

Hana tidak meninggal dalam kecelakaan itu, tapi bagi Adrian, justru itulah yang paling memberatkannya. Pendarahan otak dan kelumpuhan tubuh Hana membuat wanita malang itu terus berada dalam keadaan koma. Adrian tidak pernah pergi kemana-mana lagi. Tanpa Hana yang mendampinginya, ia memilih untuk membuka praktek kecil di rumahnya sambil menemani Hana. Adrian sudah tidak percaya bahwa rumah sakit bisa menyembuhkan Hana, oleh karena itu ia membawanya ke rumah dan menyiapkan seluruh peralatan medis yang dapat menunjang kehidupannya meski dalam keadaan koma.

Sebulan, dua bulan, satu tahun, bahkan hampir dua tahun Hana tidak pernah sadar. Adrian hampir putus asa. Jauh di dalam hatinya, ia tahu Hana merasa menderita, tapi ia tidak bisa berbuat apa-apa. Pada saat kesabarannya hampir habis itulah, seorang pasien datang ke kliniknya dan memberikan informasi penting.
"Ada sejenis bunga yang sangat langka dan tidak bernama. Aku menyebutnya bunga Jembatan Surga. Bunga ini cuma mekar seratus tahun sekali di puncak Jaya Wijaya dan belum dicatat dalam dunia medis atau biologi. Konon, sari pati bunga ini bisa membuat orang pergi ke surga," ucap pasien itu.
"Omong kosong!" ucap Adrian kesal. Sebenarnya ia bisa saja mengusir pasien itu dan memakinya sebagai tukang obat atau agen penjual narkotika, tapi ia tidak bisa melakukan itu karena sang pasien adalah temannya sendiri.

Dr. Harold, peneliti berkebangsaan Australia yang ia kenal dari sebuah seminar di London, adalah seorang ilmuwan dan petualang sejati. Berbeda dengan Adrian, Harold lebih tertarik pada ekspedisi melintasi alam daripada misi kemanusiaan. Minatnya pada legenda, metafisika, dan hal-hal tabu seringkali membuatnya dijauhi kalangan akademisi lainnya. Namun itulah yang membuat Adrian dan Hana berkenalan dengan Harold.
"Kamu boleh bilang ini omong kosong, Adrian, aku kan cuma bercerita. Jangan tersinggung dulu," ucap Harold.
"Sejak awal aku sudah curiga, tidak mungkin kamu datang ke sini cuma untuk meminta obat sakit tenggorokan," ujar Adrian.
"Soal bunga Jembatan Surga, itu tidak ada hubungannya dengan istrimu. Aku cuma mau bilang, bahwa aku sedang tertarik meneliti bunga itu. Aku datang ke Indonesia untuk mengambil sampelnya dari orang di Papua, lalu kebetulan aku mendengar keadaan Hana dari salah seorang teman, jadi aku sempatkan datang ke sini. Apa aku salah?"
Adrian berusaha mencerna perkataan Harold dan menenangkan dirinya. Perasaannya sedang terlalu sensitif. Lama mereka terdiam, lalu Harold mengeluarkan tiga buah tabung yang terbuat dari kaca tebal dan berisi cairan bening kental. "Itu sampelnya?" tanya Adrian.

Harold hanya mengangguk sambil meletakkan tabung-tabung itu di atas meja. Adrian mengambil salah satu tabung dan memperhatikan isinya. Naluri penelitinya muncul ketika melihat cairan itu bergerak-gerak mengikuti gerakan tabung. Entah seperti apa bentuk asli bunga ini. Rasa ingin tahu dan sikap skeptiknya saling bergumul di dalam kepala. Melihat reaksi itu, Harold tersenyum. Ia menceritakan asal-usul bunga Jembatan Surga. "Menurut cerita masyarakat suku pedalaman, seratus tahun yang lalu ada seorang pria yang tersesat di gunung dan hampir mati, lalu tanpa sengaja ia memakan bunga itu. Tak lama kemudian, orang itu mati, tapi ia mati dalam keadaan tersenyum. Sebagian masyarakat percaya bahwa bunga itu membuatnya pergi ke tempat yang lebih menyenangkan, tempat yang kita sebut sebagai surga."

Adrian tidak percaya. Bagaimana mungkin orang mati bisa merasakan bahagia? Kalau memang bunga itu hanya membuatnya bahagia sesaat sebelum kematian, lalu apa bedanya dengan zat psikoaktif lain?
"Tidak, Adrian. Aku pikir bunga ini tidak sekadar membuat orang mengalami delusi atau melepaskan endorfin. Bunga ini membuat otak orang yang mengonsumsinya terus berada dalam kondisi bahagia, bahkan setelah jantungnya berhenti berdetak," ucap Harold, "bukankah itu sama saja dengan pergi ke surga?"
"Mustahil. Pantas kamu selalu ditertawai peneliti lain karena hipotesismu yang tidak ilmiah itu. Aku curiga suatu saat kamu akan menyebarkan ramalan kiamat atau mendirikan sekte new age." Adrian kembali meletakkan tabung itu di meja.

Harold menghela napas. Ia tidak ingin berdebat. Setelah menjelaskan rencana penelitiannya dan berbasa-basi sebentar mengenai keadaan Hana, ia pun bersiap pergi. Ia sengaja meninggalkan salah satu tabung sari bunga Jembatan Surga di meja Adrian. Sebagai tanda persahabatan, katanya, dan sebagai pertaruhan kalau penelitiannya sukses nanti.

Adrian tidak menoleh ke arah tabung itu sedikit pun. Baru setelah Harold pergi meninggalkan kliniknya, ia mulai melirik benda aneh itu. Tidak. Ia tidak akan menggunakannya. Ia tahu benar bahwa ia tidak boleh bermain-main dengan zat yang tidak dikenalnya itu. Sambil menahan diri, ia menyimpan tabung itu ke dalam lemari di laboratoriumnya, lalu kembali ke ruangan tempat Hana dirawat
.
Musim hujan mulai membasahi bulan Desember, ranting-ranting pohon mangga di luar jendela bergoyang-goyang tertiup angin. Adrian duduk di depan meja kecil di sebelah Hana. Hari ini tidak ada pasien, ia bisa menemani Hana seharian. Sudah hampir dua bulan sejak kunjungan Harold dan Hana masih tetap seperti itu. Adrian sadar, garis-garis di layar ECG itu bisa berubah menjadi garis horizontal kapan saja, ia tak selalu bisa memprediksinya. Dua tahun ini ia sudah berusaha mempersiapkan diri untuk kehilangan Hana, tapi semua itu tak pernah cukup.

Ia teringat pada kelakar Hana saat mereka baru menikah. Ia bilang ia bahagia memiliki suami seorang dokter karena bisa menjaga tubuhnya dari segala macam penyakit. Ia bilang, semua manusia pasti akan mati, tapi tidak ada manusia yang ingin mati dalam keadaan menderita. Hujan turun setiap malam dan setiap malam terasa panjang. Kegelisahan Adrian semakin menjadi-jadi. Pada suatu titik, pikiran rasionalnya menjadi tumpul. Ia mengambil tabung berisi cairan sari bunga Jembatan Surga yang ada di dalam lemari. Bila kata-kata Harold benar, mungkin ia bisa membuat Hana bahagia. Ia tidak ingin Hana meninggal dalam keadaan tidak bahagia, itulah satu-satunya isi pikiran Adrian. Ia menyuntikkan cairan itu ke tubuh Hana dengan perasaan pasrah. Ketika jarum suntik itu dicabut dari kulit Hana, ia baru merasakan kekhawatiran dan penyesalan yang luar biasa. Orang bodoh macam apa ia, bisa-bisanya menyuntikkan zat tidak dikenal secara sembarangan? Mana mungkin ia bisa termakan gosip tidak jelas dari omongan orang yang tidak jelas? Bagaimana bila ternyata ia telah meracuni istrinya sendiri?
Seluruh tubuh Adrian gemetar ketika kesadaran itu muncul. Rasa takut menggerogoti pikirannya dengan perlahan. Namun perasaan itu menjadi lega ketika ia melihat sebuah senyuman merekah di bibir Hana. Bibir pucat istrinya itu, yang sudah dua tahun selalu layu, kini tersenyum. Senyum yang sangat indah, Adrian tak bisa menahan diri untuk mengecupnya dan memeluk tubuhnya.
Hana tersenyum, Hana bahagia. Tak lama kemudian layar ECG menunjukkan garis lurus yang entah kenapa terlihat begitu damai. Ia telah pergi, tapi bibirnya tetap tersenyum. Mungkin yang dikatakan Harold benar. Mungkin cairan tadi memang bisa membawa orang pergi ke surga. Bagi orang yang tidak percaya akan keberadaan Tuhan, surga, dan neraka seperti Adrian, rasanya sulit untuk mengakui hal tersebut. Bila seseorang mati dalam keadaan bahagia, dan kematian itu adalah keabadian, bukankah itu artinya ia bahagia secara abadi? Bukankah itu sama saja dengan surga? Adrian berusaha mencari pembenaran, tapi itu tidak penting, yang penting ia bisa melihat senyuman Hana dan merekamnya dalam ingatan. Ia melepaskan alat-alat medis yang tersambung ke tubuh Hana,lalu menarik selimut putih hingga menutupi wajah perempuan itu, seperti yang biasa dilakukan orang-orang terhadap orang meninggal. Setelah itu ia beranjak pergi dari ruang perawatan sambil menyeka air mata haru yang menggenang di matanya. Ia butuh waktu untuk menenangkan diri dan menyusun ulang perasaannya. Saat Adrian membuka pintu kamar, hujan deras sudah mulai turun di luar jendela. Kilat menyambar diikuti suara petir yang menggelegar. Lalu ketika suara petir itu hilang, ia bisa mendengar suara mendesis-desis yang samar. Suara desisan, lalu berubah menjadi desahan, lalu menjadi semakin berat seperti seseorang yang menghembuskan napas dengan paksa. Ia menoleh ke arah suara itu, ke arah jasad Hana yang ditutupi selimut putih. Dengan ragu-ragu, ia berjalan kembali mendekati tempat tidur. Suara napas itu terdengar semakin berat dan nyaring, lalu ia bisa melihat selimut yang menutupi wajah Hana bergerak naik-turun, seperti ditiup-tiup. Perlahan-lahan, tangannya menyingkap selimut itu. Ia bisa melihat wajah Hana yang sangat tidak normal. Matanya melotot, mulutnya tersenyum lebar. Bukan lagi senyuman manis seperti yang ia lihat tadi, tapi sudah berubah menjadi seringai jahat yang mengerikan. Lalu mulut Hana terbuka tiba-tiba, rahangnya seperti ditarik dengan paksa, napasnya semakin kuat berhembus, lalu ia mulai mengeluarkan suara. Suara tawa. Suara tawa yang sangat nyaring dan memekakkan telinga. Adrian mundur beberapa langkah dan jatuh menghantam meja peralatan di samping tempat tidur. Kakinya lemas melihat wajah mengerikan istrinya itu. Bagaimana mungkin ia bisa tertawa? Bukankah ia sudah mati? Seharusnya ia tidak bernapas dan tidak bisa tertawa. Apa yang ia tertawakan?
Suara tawa Hana semakin lama semakin tinggi, semakin melengking dan menyakitkan, seolah menertawai kebodohan suaminya yang ceroboh. Hingga pada suatu titik, tawanya terdengar seperti suara kuntilanak di film-film horor murahan. Adrian menutup telinganya, ia menjerit, ia tidak tahan mendengar suara itu. Lalu dengan gerakan yang tergesa, ia mengambil gunting di atas meja, lalu menusuk tenggorokan Hana, membocorkan jalan napasnya. Suara tawa Hana mereda, berubah menjadi helaan napas pendek yang kasar, lalu hilang sama sekali. Mulutnya mengatup dalam posisi normal. Tidak ada senyum, tidak ada ekspresi apa-apa. Sementara itu, pandangan mata Adrian menjadi gelap, tubuhnya lemas dan ia jatuh pingsan.

Kebencian Adrian terhadap bunga benar-benar terwujud. Di pemakaman Hana, tak ada seorang pun yang membawa bunga. Adrian melarangnya dengan keras. Bahkan seluruh keponakan Hana sudah diingatkan sejak awal agar jangan ada yang menaburkan bunga atau air mawar. Ia lebih rela kuburan istrinya ditanami rumput liar daripada ditaburi bunga-bungaan.

Harold tak pernah bisa dihubungi. Adrian mencari orang itu hingga ke Australia, ke rumahnya, laboratorium, bahkan universitas tempat ia pernah mengajar, tapi Harold benar-benar menghilang. Hingga pada suatu hari, saat sedang menunggu penerbangan pulang ke Indonesia, ia membaca berita tentang praktek euthanasia ilegal.

Orang-orang sakit yang menginginkan kematian telah disuntikkan suatu zat tak dikenal, lalu mereka meninggal dalam keadaan tersenyum. Namun saat dimasukkan ke dalam peti mati dan hendak dikuburkan, mayat-mayat itu tertawa tanpa henti. Masyarakat setempat terpaksa membongkar kembali peti-peti itu dan memenggal kepala mayat-mayat di dalamnya agar mereka berhenti tertawa. Hingga kini, orang yang melakukan praktek ilegal itu masih buron.

Pembelajaran yang bisa di ambil, "Dalam berbuat sesuatu apapun, haruslah tahu antara sebab dan akibatnya. Jangan sampai hanya karena kenikmatan sementara kita mengorbankan yang hakiki. Yakin terhadap apa yg kita lakukan jika memang jelas kebenarannya.



Best Regards
From : Mr.Akhmad.IMC

Belajar lah untuk Ikhlas

Dear Teman teman blogger, dalam judul blog ini, bukan saya ingin menggurui atau sok. Tapi disini saya hanya ingin share dan berbagi. Mudah mudahan bisa bermanfaat.

Dalam hidup ini memang paling mudah menyalahkan orang lain atau situasi jika terjadi sesuatu masalah. Padahal menurut penelitian yang dimuat di Harvard Business Review, bermain dalam permainan. menyalahkan tidak akan pernah berhasil. Dalam penelitian itu, mereka yang menyalahkan orang lain atas kesalahannya dapat kehilangan status, kurang mendapat pelajaran, dan berperforma buruk dibandingkan orang-orang yang mengakui kesalahan mereka. Menyalahkan itu menular. Jika Anda menyalahkan orang lain atas apa yang Anda rasakan, Anda justru memberi kekuatan pada mereka bahwa Anda sebenarnya tergantung pada mereka. Padahal seharusnya, tak seorang pun yang bertanggung jawab atas takdir Anda kecuali anda sendiri! Kepercayaan diri Anda akan memancar di saat Anda tidak menggantungkan diri pada situasi dan orang lain. Jika Anda menyalahkan orang atau situasi, Anda justru berteriak pada dunia bahwa, "Saya tidak memiliki kendali terhadap diri saya, saya adalah korban. Orang lain dikehidupan lebih berkuasa dari saya, saya adalah korban.

"Sobat blogger, jadilah nahkoda dari 'kapal' yang Anda layari. Mulailah menerima tanggung jawab, dengan begitu Anda tidak perlu membagi pujian atas jerih payah yang dibutuhkan dalam mendapatkan pelajaran hidup, dan Anda pun akan semakin percaya diri.

Artikel ini saya ambil dari salah satu sahabat saya yang memang sudah sangat senior dalam dunia internet. Semoga artikel ini bisa menjadi inspirasi kita dalam menghadapi kerasnya dunia sekarang ini.



Best Regards
From : Mr.Akhmad.IMC

Seandainya Indonesia Jadi Negara Islam, Apakah Akan Bebas Korupsi?

Saya cukup percaya diri mengatakan, tidak. Saya meragukannya. Bahkan persentase keraguan itu sangat tinggi, mendekati 98%. Pertanyaan "nakal" di atas tak terlepas dari slogan-slogan ormas seperti Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang mengusung sistem khilafah dan syariat Islam sebagai satu-satunya solusi bagi permasalahan bangsa, termasuk korupsi.

Coba sejenak hilangkan anti-pati pada pandangan penulis yang sebagian ngecap 'liberal'. Sejenak saja. Bayangkan saat ini tiba-tiba seluruh sistem hukum Indonesia diubah dari berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 diubah jadi syariat Islam dalam semua segi kehidupan bernegara. Semuanya. Diubah dengan dekrit presiden dan diterima oleh semua rakyat termasuk tentara.

Sekali lagi ini hanya permisal saja, hanya umpama. Karena tidak sepantasnya ditanyakan di negara Pancasila yang telah disepakati sejak 1945 ini. Pertanyaan dan perandaian tersebut sekedar bahan renungan ringan.
Saya dengan cukup yakin mengatakan tidak akan berhasil mengubah negara jadi lebih baik, terutama dari penyakit korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Mengapa? Yang utama karena cuma substansi hukum saja yang diubah. Sementara kelembagaan dan orang-orangnya, ya, itu ke itu juga. Cuma ganti baju saja. Struktur hukum dan budaya hukum tidak berubah.

Untuk mengubah kerusakan berhukum yang sudah separah Indonesia ini tidak cukup hanya merubah substansi hukum, misalnya mengganti hukum jadi syariat agama, membuat undang-undang, dst. Tidak cukup. Bahkan tidak cukup sekalipun telah ditambah dengan melengkapi struktur hukum dengan lembaga-lembaga baru semisal komisi-komisi yang demikian banyak. Tidak cukup. Buktinya sekarang. Begitu banyak komisi-komisi di negeri ini yang menyedot uang negara, apakah langsung sim salabim kehidupan berhukum jadi lebih baik dengan cepat, terutama korupsi langsung hilang dalam waktu cepat? Tidak akan mungkin.

Inti dari kehebatan berhukum suatu negara adalah sistem yang kuat di semua lini: eksekutif, legislatif, yudikatif, dan masyarakat sipil, baik substansi hukumnya, struktur hukumnya, dan budaya hukumnya. Singkatnya seperti di negara-negara sekuler barat itu. Lima besar negara-negara terbersih dari korupsi sejagad ditempati oleh negara-negara sekuler: Finlandia, Islandia, Singapore, New Zealand, dan Denmark.
Tidak satu pun negara agama masuk 10 besar. Libya dan Iran cuma peringkat 105 dari 163 negara. Arab Saudi cuma peringkat 70/163 negara. Sebagai perbandingan, Indonesia jeblok di peringkat 130/163 negara. Sumber di sini.

Kuncinya sistem yang kuat. Apakah negara agama bisa jadi sistem yang kuat? Bisa saja dan pernah terjadi dalam sejarah. Hanya tidak dapat diterapkan di Indonesia yang berlandaskan Pancasila.


Best Regard
From : Mr. Akhmad.IMC

Hidup Ini Tidak Hanya Untuk Bertahan Hidup

"Orang-orang yang luar biasa bertahan dalam situasi yang sangat sulit, dan mereka menjadi semakin luar biasa karena itu" - Robertson Davies.

Hidup ini terlalu berharga, jika Anda hanya menjalani 'gaya hidup bertahan saja' dalam jangka waktu lama. Kadang-kadang kita memang mengalami masa-masa sulit. Masalah datang silih berganti. Ekonomi yang jatuh, bisnis yang melambat, kesehatan yang melemah, dan hubungan yang mungkin mengalami masa-masa sulit.

Buatlah keputusan, bahwa apa pun yang
menimpa Anda, betapapun sukarnya, betapa pun tidak adilnya, Anda akan
melakukan lebih banyak lagi dari sekedar hanya bertahan hidup. Anda akan berkembang pesat walaupun semua itu terjadi.

Ibarat sebuah musim kemarau yang berganti dengan musim hujan. Tuhan pun telah menyiapkan sebuah musim baru untuk Anda. Tuhan memiliki hal-hal luar biasa untuk Anda di masa depan. Tuhan memiliki pintu-pintu baru yang ingin Anda membukanya. Ia menginginkan kehidupan Anda lebih baik daripada sebelumnya.

So, mentalitas bertahan hidup hanya akan menghalangi Anda mencapai hal terbaik dari Tuhan. Jika harapan
Anda selalu kurang, Anda pun akan mendapatkan yang kurang. Tetapi jika Anda berharap berkah yang lebih besar lagi, Tuhan akan meningkatkan hidup Anda dengan cara yang lebih hebat lagi. Apa yang terjadi pada kita, seburuk apapun itu, tidak akan menghalangi kekuasaan-Nya. Tetapi terkadang pikiran kitalah yang justru menghalangi kekuasaan Tuhan pada kita.

So, tetaplah beriman, yakinlah Anda akan mendapatkan kemurahan Tuhan yang tak terduga.


Best Regards
From : Mr.Akhmad.IMC

Renungan Hidup. Tidak ada lagi kah kepedulian kita terhadap sesama?

RENUNGAN KITA SEMUA...
DIMANAKAH HATI NURANI KITA..??

Ayah Menggendong Mayat Anaknya dari RSCM Ke Bogor karena tak mampu bayar Ambulan... !!
Kisah nyata ini terjadi di Jakarta!!!, Ayah Menggendong Mayat Anaknya dari RSCM ke Bogor, karena tak mampu bayar Ambulan!! Penumpang Kereta Rel Listrik (KRL) jurusan Jakarta–Bogor pun geger, minggu(5/6). Sebab, mereka tahu bahwa seorang pemulung bernama Supriono(38 thn), tengah menggendong mayat seorang anak, Khaerunisa(3 thn). Supriono akan memakamkan si kecil di kampung Kramat,Bogor. dengan menggunakan jasa KRL. Tapi di stasiun Tebet, Supriono dipaksa turun dari kereta, lantas dibawa ke kantor polisi karena dicurigai si anak adalah korban kejahatan. Tapi di kantor polisi, Supriono mengatakan si anak tewas karena penyakit muntaber. Polisi belum langsung percaya dan memaksa Supriono membawa jenazah itu ke RSCM untuk diautopsi.

Di RSCM, Supriono menjelaskan bahwa Khaerunisa sudah empat hari terserang muntaber. Dia sudah membawa Khaerunisa untuk berobat ke Puskesmas kecamatan Setiabudi. Saya hanya sekali bawa Khaerunisa ke puskesmas, saya tidak punya uang untuk membawanya lagi ke puskesmas, meski biaya hanya Rp4.000,- saya hanya pemulung kardus, gelas, dan botol plastik yang penghasilannya hanya Rp 10.000,- / hari. Ujar bapak 2 anak yang mengaku tinggal di kolong perlintasan rel KA di cikini itu. Supriono hanya bisa berharap Khaerunisa sembuh dengan sendirinya. Selama sakit Khaerunisa terkadang masih mengikuti ayah dan kakaknya, Muriski Saleh (6 thn), untuk memulung kardus di manggarai hingga salemba, meski hanya terbaring digerobak ayahnya. Karena tidak kuasa melawan penyakitnya, akhirnya Khaerunisa menghembuskan nafas terakhirnya pada minggu(5/6). pukul 07.00. Khaerunisa meninggal di depan sang ayah, dengan terbaring di dalam gerobak yang kotor itu, di sela-sela kardus yang bau. Tak ada siapa-siapa, kecuali sang bapak dan kakaknya. Supriono dan Muriski termangu. Uang di saku tinggal Rp 6.000,- tak mungkin cukup beli kain kafan untuk membungkus mayat si kecil dengan layak, apalagi sampai harus menyewa ambulans. Khaerunisa masih terbaring di gerobak. Supriono mengajak Muriski berjalan menyorong gerobak berisikan mayat itu dari manggarai hingga ke stasiun tebet, Supriono berniat menguburkan anaknya di kampung pemulung di Kramat, Bogor. Ia berharap di sana mendapatkan bantuan dari sesama pemulung. Pukul 10.00 yang mulai terik, gerobak mayat itu tiba di stasiun tebet. Yang tersisa hanyalah sarung kucel yang kemudian dipakai membungkus jenazah si kecil. Kepala mayat anak yang dicintai itu dibiarkan terbuka, biar orang tak tahu kalau Khaerunisa sudah menghadap sang Khalik. Dengan menggandeng si sulung yang berusia 6thn, Supriono menggendong Khaerunisa menuju stasiun. Ketika KRL jurusan Bogor datang, tiba-tiba seorang pedagang menghampiri Supriono dan menanyakan anaknya. Lalu dijelaskan oleh Supriono bahwa anaknya telah meninggal dan akan dibawa ke Bogor spontan penumpang KRL yang mendengar penjelasan Supriono langsung berkerumun dan Supriono langsung dibawa ke kantor polisi Tebet. Polisi menyuruh agar Supriono membawa anaknya ke RSCM dengan menumpang ambulans hitam. Supriono ngotot meminta agar mayat anaknya bisa segera dimakamkan. Tapi dia hanya bisa tersandar di tembok ketika menantikan surat permintaan pulang dari RSCM. Sambil memandangi mayat Khaerunisa yang terbujur kaku. Hingga saat itu Muriski sang kakak yang belum mengerti kalau adiknya telah meninggal masih terus bermain sambil sesekali memegang tubuh adiknya. Pukul 16.00, akhirnya petugas RSCM mengeluarkan surat tersebut, lagi-lagi karena tidak punya uang untuk menyewa Ambulans, Supriono harus berjalan kaki menggendong mayat Khaerunisa dengan kain sarung sambil menggandeng tangan Muriski.

Beberapa warga yang iba memberikan uang sekadarnya untuk ongkos perjalanan ke Bogor. Para pedagang di RSCM juga memberikan air minum kemasan untuk bekal Supriono dan Muriski di perjalanan. Psikolog Sartono Mukadis menangis mendengar cerita ini dan mengaku benar-benar terpukul dengan peristiwa yang sangat tragis tersebut karena masyarakat dan aparat pemerintah saat ini sudah tidak lagi perduli terhadap sesama. Peristiwa itu adalah Dosa masyarakat yang seharusnya kita bertanggung jawab untuk mengurus jenazah Khaerunisa. Jangan bilang Keluarga Supriono tidak memiliki KTP atau KK atau bahkan tempat tinggal dan alamat tetap. Ini merupakan tamparan untuk bangsa Indonesia, ujarnya. Copy paste, Sebarkan agar Pemerintah tahu nasib rakyat yg tidak mampu..!

Sumber : viva.com
Kesimpulan : Semoga artikel kisah ini bisa menjadi pemicu semangat kita agar kita bisa lebih baik dan bermanfaat untuk orang-orang di sekitar kita dan untuk orang-orang yang kita cintai.




Best Regards
From : Mr.Akhmad.IMC